,

Pelajaran Bisnis dari Kisah Penjual Sisir kepada Biksu

Penulis

Azmi Permana

Diterbitkan

February 10, 2024

Diperbarui

February 10, 2024
Daftar isi

Kamu sedang bosan di rumah saat ini dan bingung dalam memilih kegiatan apa yang cocok untuk mengisi waktu luang? Pada liburan Imlek kali ini, OrderOnline akan sedikit berbagi kisah tentang bisnis untuk semakin memperkaya pengetahuan kamu. Yuk, langsung baca saja kisahnya. Mumpung kamu juga sedang bersantai di rumah!

Baca juga: Indonesia: Negeri Jagoan Bisnis di Tahun 2024!

Kisah Penjual Sisir kepada Biksu

Pada suatu hari yang terik, terdapat tiga orang penjual sisir di antara keramaian yang sedang mengular di halaman sebuah gedung bertingkat yang terlihat mewah. Entah kebetulan, tiga orang dengan profesi yang sama ini berniat melamar pekerjaan di sebuah perusahaan besar yang menempati gedung pencakar langit menawan ini.

Waktu pun berlalu beberapa jam. Suasana pagi yang terik telah berganti menjadi malam yang sejuk. Waktu seleksi akhir pun tiba. Secara kebetulan, tiga orang salesman sisir ini lolos ke fase terakhir perekrutan mengalahkan ratusan kandidat yang ikut mengantri sedari pagi.

HR dan Interviewer yang bertugas pun sedikit kesulitan dengan posisi vacant strategis yang sebenarnya hanya perlu satu kandidat untuk mengisinya. Berangkat dari kesulitan ini, tim penyeleksi pun memberikan ketiga salesman ini sebuah tantangan yaitu menjual sisir kepada sekelompok biksu yang mereka kenal di pegunungan tak jauh dari kota.

Pegunungan target bisnis

Tugas ini tentu saja sulit, karena para biksu di pegunungan ini tentu telah melalui proses tonsur alias menggundulkan kepala guna menjauhkan diri mereka dari ego pribadi serta hal duniawi lainnya. Namun, ketiga salesman ini tetap bertekad untuk menyelesaikan tantangan tersebut.

Penjual Pertama

Jeremy adalah seorang yang tumbuh dengan pola pikir yang konservatif. Ia berpikir bahwa sisir adalah sebuah produk yang hanya berfungsi untuk menyisir rambut. Oleh karenanya, ia tidak berpikir panjang dan tanpa ba bi bu langsung berangkat ke pegunungan.

Sesampainya di sana, Jeremy langsung membuka lapak dan menawarkan sisir kepada para biksu yang sedang bergerombol menuju Vihara. Namun, tentu saja tidak ada seorang pun yang tertarik untuk membelinya. Bahkan, ada beberapa biksu yang malah menertawakan tingkah lakunya.

Akhirnya, Jeremy hanya berhasil menjual satu buah sisir. Pencapaian ini pun hanya mungkin berkat belas kasih seorang biksu yang merasa iba melihatnya.

Penjual Kedua

David adalah seorang dengan darah kesenian yang kental. Ia memiliki perawakan yang tegap lengkap dengan janggut dan alis yang juga tebal. Dengan pengalam kesehariannya dalam merawat janggut miliknya, tentu David berpikir bahwa sisir tidak hanya berfungsi untuk menyisir rambut, tetapi juga dapat digunakan untuk merapikan janggut ataupun alis.

Oleh karenanya, David pun memutuskan untuk datang ke pegunungan di hari libur para penganut agama Buddha yang kebetulan akan tiba dalam tiga hari. Pada saat itu, banyak pengunjung yang datang untuk beribadah di Vihara.

Sesampainya di sana, ia menawarkan sisir kepada para pengunjung. Ternyata, banyak pengunjung yang tertarik untuk membeli sisir miliknya. Akhirnya, ia pun berhasil menjual 100 buah sisir.

Penjual Ketiga

Johan adalah seorang yang visioner. Walaupun kerajaan bisnis keluarganya telah mengumpulkan aset yang tidak terhitung banyaknya, Johan tetap bersikeras untuk memulai dari bawah dan belajar bisnis dari menjadi seorang penjual sisir.

Setelah mengumpulkan pengalaman sebagai salesman dan bertemu berbagai macam orang, Johan pun akhirnya dapat meramu strategi jitu untuk tantangan yang ia hadapi kali ini. Ia sampai pada kesimpulan bahwa sisir dapat menjadi suvenir yang unik dan menarik untuk para pengunjung Vihara di hari raya Imlek kali ini.

Oleh karena itu, Johan pun memutuskan untuk menemui kepala Vihara dan menawarkan kerjasama. Ia menawarkan untuk membuat sisir dengan logo Vihara tersebut di atasnya.

Kepala Vihara pun setuju dengan kerjasama tersebut. Ia kemudian memerintahkan para biksu untuk membeli sisir dari Johan sekaligus ikut merekomendasikannya kepada para pengunjung Vihara yang lain.

Akhirnya, Johan berhasil menjual 500 sisir dalam satu hari. Ia pun menjadi penjual sisir yang paling sukses dari mereka bertiga.

Pelajaran dari Kisah Penjual Sisir kepada Biksu

Dari kisah kali ini kita dapat mengambil beberapa pelajaran bisnis yang penting, antara lain:

  • Jangan menyerah pada tantangan. Penjual pertama menyerah begitu saja karena menghadapi tantangan yang sulit. Namun, penjual kedua dan ketiga justru berhasil menyelesaikan tantangan tersebut dengan kreativitas dan visi mereka.
  • Lakukan riset pasar. Penjual pertama tidak melakukan riset pasar sebelum berangkat ke pegunungan. Akibatnya, ia tidak mengetahui kebutuhan orang di lokasi yang akan ia datangi. Namun, penjual kedua dan ketiga melakukan riset pasar terlebih dahulu, sehingga mereka dapat menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
  • Berpikir out of the box. Penjual pertama hanya berpikir bahwa sisir berfungsi untuk menyisir rambut. Namun, penjual kedua dan ketiga berpikir lebih jauh dan menemukan manfaat lain yang dapat diperoleh dari sebuah sisir.
  • Bangunlah hubungan yang baik dengan pelanggan. Penjual ketiga berhasil membangun hubungan yang baik dengan kepala Vihara. Akibatnya, ia mendapatkan pesanan dalam jumlah besar dari Vihara tersebut. Di lain sisi, penjual kedua hanya fokus pada dirinya sendiri.

Kisah ini juga mengajarkan kita bahwa kesuksesan tidak selalu ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat teknis, seperti keterampilan atau pengetahuan. Namun, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor non-teknis, seperti kreativitas, visi, dan kemampuan membangun hubungan yang baik dengan para stakeholder.

Jika kamu mengambil beberapa pelajaran yang berharga dari kisah kali ini, kamu mungkin bisa juga belajar tentang bisnis lebih jauh di Ocademy, saudara dari OrderOnline dengan klik di sini!

Mungkin sekian dulu dari OrderOnline untuk artikel intermezzo kali ini. Tidak lupa, OrderOnline mengucapkan Selamat Hari Raya Imlek 2024 bagi kamu yang merayakan. See you next time!

Penulis

Azmi Permana

Diterbitkan

February 10, 2024

Diperbarui

February 10, 2024